Kali ini gue bakal share kelanjutan cerita ini,kalian pasti udah ga sabar pengen tau gimana kelanjutannya ya...iya karena kemarin belum ada waktu luang buat nulis lagi di blog,padahal udah gue tulis di buku.okay To The Point aja ya.
.....................
"Hmmm..."
Dia adalah sosok yg aku tempatin rahimnya selama 9 bulan.berbagi makanan denganku,membawa aku kemana aja dia tanpa ngeluh.rahimnya adalah bentengku di kala itu dan dia akan selalu menjaga bentengku.tidak membiarkan siapapun,seorang pun melukaiku
Dia adalah sosok yang menumpahkan darah,mempertaruhkan nyawa,dan naruh sebelah jiwanya,di alam barzah saat melahirkanku ke dunia.air susunya telah masuk ke sel-sel darahku dan menyerap di tiap tulang-tulangku.di tiap embusan napasnya adalah doa untuk kebahagiaanku.
andai memori masa kecilku cukup kuat buat nginget saat pertama kali aku keluar dari rahimnya,saat ayah mengumandangkan adzan di telingaku.di saat aku masih begitu asing dengan dunia baru temui,detak jantungnya lah yg aku cari,hangat dadanya lah yg menenangkanku.
tengah malem,saat mata udah berat buat memandang,saat tubuh udah lelah buat beraktifitas,aku bangun sesukaku.entah karna laper,buang air,atau bahkan karna suara-suara bising yang mengganggu.dia adalah sosok yang bangun,menyusuiku mengganti popokku,dan terjaga sepanjang malem,mendekap tubuhku,ga rela kalo seekor nyamuk nyentuh kulitku yang masih merah.
andai ingatanku cukup tajam muter lagi memori saat-saat aku pertama kali berdiri dan berusaha buat melangkahkan kali di dunia yang kejam ini.dia lah sosok yang menuntunku setapak demi setapak sambil megang tanganku dan menyemangatiku "ayo nak,kamu bisa".sesekali dia bilang "lucunya anakku."dia tersenyum bangga,semringah ngeliat aku berhasil melangkah dan saat tapak kakiku terasa goyah dan hendak jatuh,dia dengan cekatan langsung memelukku.
andai ingatanku cukup kuat buat flashback saat-saat aku rewel,kepanasan,dan susah tidur saat masih berusia 3 tahun.saat itu suaranya lah yang paling merdu di dunia,cukup dengan nyanyian,"nina bobo...ohh...nina bobo,kalau tidak bobo digigit nyamuk."hati aku terasa damai dan tentram olehnya.ayunan tangan yang mendekapku adalah peraduan nyaman yang melebihi apa pun.Aku segera terlarut dalam kehangatan cinta dan tenggelam dalam kelembutan kasih sayangnya.
masih ingat dalam ingatan saat-saat pertama kali aku masih sekolah dasar.dia adalah sosok yang menyiapkan sejak pagi buta,menyetrika baju dan celanaku,memasukkan buku,pensil dan rautan,memastikan tidak ada yang kurang.sebelum berangkat sekolah,dia membuatkanku sarapan-nasi goreng.oh tentunya bukan nasi goreng biasa,itu adalah nasi goreng yang disajikan dengan penuh kasih sayang.dia adalah koki terbaik di dunia,ga peduli seberapa hebat chef Juna membuat makanan,bagiku racikannya adalah yang paling pas di lidahku.
saat beranjak remaja aku bingung mengapa tiba-tiba ada darah di bagian bawahku?mengapa darah mengalir dari kemaluanku?dia adalah sosok yang menjelaskan kalo itu adalah hal yang wajar dan dialamin semua cewek di dunia."menstruasi",katanya.sebuah siklus bulanan yang dialami oleh cewek.
"kok bisa?"
"hmm..itu tandanya kamu udah gede,"jawab ibu sambil tersenyum tp matanya nunjukkin kekhawatiran .kekhawatiran seseorang yang udah merawat,menjaga,dan membesarkanku.seolah takut kalo aku jatuh dalam pergaulan yang salah.
sejak saat itu,dia lebih peduli dan protektif,dia bilang harus rajin ganti underwear,minimal sehari 2 kali."cewek itu harus bersih,keset,ga boleh jorok.kalo ga,bisa kena keputihan,kanker rahim,dan penyakit kemaluan lainnya"
dia adalah sosok yang mendidikku biar aku bisa masak,katanya masak itu skill dasar seorang cewek,ibarat gitaris harus tau chord-chord gitar.kata ibu "laki-laki itu bisa jatuh cinta sama cewek yang jago masak."
"lha wong bapakmu itu jarang makan di luar,kalo keluar kota,pasti pengen cepet-cepet pulang,kangen masakan ibu"kata ibu
dia adalah sahabatku,tempat mencurahkan isi hatiku.aku emang lebih suka cerita kepadanya daripada dg orang lain.sebab di ga bakal ngasih saran yg akan merugikan aku dan tentunya dia ga bakal ngebocorin rahasiaku sama siapapun,kecuali sama bapakku mungkin.
dia adalah sosok yang berkata "tiap inci tubuhmu adalah keindahan.laksana kertas putih dan bersih tanpa coretan,tangan laki-laki adalah lumpur yang kotor.jangan biarin tangan itu nyentuh kamu kecuali dia udah mensucikannya dengan mahar dan ijab kabul."
dia adalah sosok yang berkata"kamu dalah ratu yang lengkap dengan mahkota bertaburkan intan dan berlian.cowok adalah penyamun yg punya segala macam cara buat menggait mahkota itu darimu"
lingdungilah dengan rasa malu dan takut terhadap-Nya."
dia adalah sosk yang berkata"seberapapun hebatnya kamu,kelak laki-laki adalah pemimpin dalam rumah tangga.sekolah yang tinggi mungkin tapi kamu adalah cewek yang kelak menjadi ibu,ngurus anak,membuatkan makanan buat suami mu kelak"boleh jadi penghasilanmu lebih besar darinya,tapi dalam rumah tangga adalah satu kesatuan.hargai dan hormatin dia."
aku ga perlu jauh-jauh nyari contoh untuk ditiru.perlakuan ibu ke bapak adalah film yang tiap hari aku lihat.gimana dia merendahkan suaranya saat berbicra kepada bapak.sekalipun ia terbakar emosi.bagaimana dia membuka usaha kecil-kecilan demi menopang bahtera yg terombang-ambing oleh badai dan ombak kesulitan ekonomi.gimana dia ngatur pengeluaran keluarga di saat-saat terimpit oleh minipisnya lumbung padi di rumah kami.
caranya mencintai bapak,aku,dan keluarga kecil ini,ibu ga pernah ngajarin aku buat benci sama kakek,nenek,dan keluarga lainnya,sekalipun dulu perlakuan mereka kadang ngelebihin batas dan nyakitin ibu.dia bilang"ketika satu generasi ngasih contoh maka generasi berikutnya akan belajar"
aku pernah berontak,saat aku jatuh cinta sama cowok,cinta..,tunggu dulu,ini bukan cinta tapi nafsu,iya...,nafsu yang udah ngancurin akal sehatku.ibu ngelarang,lebih tepatnya belum ngizinin aku buat dekat sama cowok.tapi rasa simpati,suka,sayang,atau cinta,terus-menerus meracuni pikiranku,seolah dia adalah satu-satunya cowok yang ada di dunia ini.seolah sumber kebahagiaanku hanya dia.aku pergi meninggalkan rumah,ga peduli dg apa yang akan terjadi,aku tau ibu sedih tapi dia ga nunjukkin kesedihannya di hadapan aku.ibu slalu nanyain kabar aku lewat sms"apa kabar,nak?" atau "jangan lupa makan,nanti maag kamu kambuh."setelah beberapa hari pelarianku,aku sadar
"sejauh apapun kamu melangkah,rumah ini adalah tempatmu untuk kembali",jawabnya.seketika air mata aku menetes,pelupuk mata memerah,air ngalir di pipi.aku balik kerumah dan ibu menyambut dengan pelukan.dia bilang"kalo dia cowok baik,di ga bakal buat kamu pergi dari rumah terlebih lagi ngelawan orang yg udah numpahin darah buat kamu.kalo dia sungguh-sungguh ,di bakal datang buat nemuin bapak kamu dan ngikat kamu"
saat-saat yang mengharuskan aku buat ninggalin rumah.mau ga mau pasti bakal terjadi,cepat atau lambat.ikut kepada laki-laki yang menikahiku,itulah sebabnya ibu ga nangis saat aku berontak dan pergi dari rumah.dia tahu suatu saat aku akan pergi dengan cara yang lain.
Anggia termangu ngedengrin cerita Siti,Siti liat matanya berkaca-kaca,mata siti juga tapi segera dia usap dengan punggung tangannya.Anggia ngasih tisu,lalu mereka saling menatap kemudian saling memeluk.
"iri sama ibu kamu,ajak aku bertemu dia dong!"
"bener pengen ketemu?" jawab Siti
"masa bohong,seriuslah," kata Anggia
"minggu depan kan long weekend,kita ke kampungku"
waktu dengan cepat berlalu,siti sama anggia kini udah berada di dalam bus menuju kampung siti di kebumen-Jawa tengah yang letaknya bertetangga dengan kota gue-Purworejo.sepanjang perjalanan,Anggia cerita banyak tentang hubungannya dengan wahyu.siti milih lebih ngedengerin dibanding bercerita kepadanya.sampai akhirnya Anggia nanya ke Siti,
"wah pasti ibu kamu kangen banget sama kamu.secara sudah..."
"tiga tahun...",sela ku
"iya..,udah 3 tahun ga ketemu,kamu ga kangen?
"banget..kangen banget.."jawab siti sambil tersenyum.
"sebentar lagi ketemu kok,ga sabar nih aku pengen njajal masakan ibu kamu..."Anggia girang.
lagi-lagi Siti cuma tersenyum dan kali ini siti milih buat ga ngasih komentar.
"kamu ada foto ibu kamu?"
siti ga jawab pertanyaan dian,siti cuma ngeluarin binder dari dalem tasnya.disampulnya ada foto ibunya.foto itu dia bawa selama 3 tahun yang lalu.selalu dia bawa ke mana pun dia pergi.dia pandangi fotonya saat rasa rindu dateng menerjang dada.
"cantik ya," kata anggia.
lagi dan lagi siti cuma tersenyum.lalu,segera memasukkan bindernya ke dalam tas.segera buka kaca jendela bus,dia tarik nafas panjang,menghembuskan dengan perlahan kemudian melepaskan pandangan jauh keluar.hamparan sawah menyerupai permadani hijau sungguh menyejukkan mata.udara yang sejuk alami kerasa beda ketika merasuki rongga dada.
setelah sampe di terminal kebumen,sembari menunggu anggia yg sedang ke toilet,siti langsung menghampiri tukang ojek dan ngasih tau tujuannya.begitu anggia datang,ojek langsung meluncur.cuma butuh waktu beberapa menit untuk sampe tujuan.
"ga salah tempat nih,rrumah kamu di sini?" kata anggia sambil menatapku heran.
"ga,bener kok."jawab siti tersenyum
"tapi,ini kompleks...depokrejo"
"bener anggia,rumah ibuku disini.."
segera mereka masuk ke kompleks itu.anggia masih menatap siti dengan penuh curiga dan bingung.akhirnya siti sampai lebih dulu,Anggia tertinggal beberapa langkah di belakang.siti berdiri tepat di samping rumah ibunya.sebuah tempat dengan ukuran 2 m x 1 m,didominasi dengan tegel berwarna putih dengan pusara di atasnya.kemudian siti duduk,lalu dia lambaikan tangannya ke arah anggia.langkah anggia begitu berat sebelum sampe di samping siti.siti melihat mata anggia berkaca-kaca ,menatap siti dg penuh simpati.
"ibu,maaf...,aku baru sempat datang.tapi ibu tau kan kalo aku kangen banget sama ibu?"kata siti sambil megang dan memandang batu nisannya.
kelopak mata siti ga mampu lagi nahan sesaknya rindu,tangis memecah kesunyian kompleks pemakaman depokrejo-membelah birunya langit sore itu.
"ibu,ini temen ku anggia.katanya dia pengen ketemu sama ibu,dia pengen banget mencicipi masakan ibu,"kata siti sambil menuntun tangan anggia memegang batu nisan bertuliskan "USWATUN binti SUMARGI.Lahir 12-06-1970.Wafat 09-07-2009"
Tangis Anggia pecah,semakin menambah kepiluan hati.dalam isaknya siti dengar anggia berkata "Ampuni aku,Ibu...."keluar dari bibirnya,kemudian mereka saling memeluk,saling menguatkan,dan mengakhiri kunjungan ke rumah ibu siti dengan doa yang tulus.
andai ingatanku cukup kuat buat flashback saat-saat aku rewel,kepanasan,dan susah tidur saat masih berusia 3 tahun.saat itu suaranya lah yang paling merdu di dunia,cukup dengan nyanyian,"nina bobo...ohh...nina bobo,kalau tidak bobo digigit nyamuk."hati aku terasa damai dan tentram olehnya.ayunan tangan yang mendekapku adalah peraduan nyaman yang melebihi apa pun.Aku segera terlarut dalam kehangatan cinta dan tenggelam dalam kelembutan kasih sayangnya.
masih ingat dalam ingatan saat-saat pertama kali aku masih sekolah dasar.dia adalah sosok yang menyiapkan sejak pagi buta,menyetrika baju dan celanaku,memasukkan buku,pensil dan rautan,memastikan tidak ada yang kurang.sebelum berangkat sekolah,dia membuatkanku sarapan-nasi goreng.oh tentunya bukan nasi goreng biasa,itu adalah nasi goreng yang disajikan dengan penuh kasih sayang.dia adalah koki terbaik di dunia,ga peduli seberapa hebat chef Juna membuat makanan,bagiku racikannya adalah yang paling pas di lidahku.
saat beranjak remaja aku bingung mengapa tiba-tiba ada darah di bagian bawahku?mengapa darah mengalir dari kemaluanku?dia adalah sosok yang menjelaskan kalo itu adalah hal yang wajar dan dialamin semua cewek di dunia."menstruasi",katanya.sebuah siklus bulanan yang dialami oleh cewek.
"kok bisa?"
"hmm..itu tandanya kamu udah gede,"jawab ibu sambil tersenyum tp matanya nunjukkin kekhawatiran .kekhawatiran seseorang yang udah merawat,menjaga,dan membesarkanku.seolah takut kalo aku jatuh dalam pergaulan yang salah.
sejak saat itu,dia lebih peduli dan protektif,dia bilang harus rajin ganti underwear,minimal sehari 2 kali."cewek itu harus bersih,keset,ga boleh jorok.kalo ga,bisa kena keputihan,kanker rahim,dan penyakit kemaluan lainnya"
dia adalah sosok yang mendidikku biar aku bisa masak,katanya masak itu skill dasar seorang cewek,ibarat gitaris harus tau chord-chord gitar.kata ibu "laki-laki itu bisa jatuh cinta sama cewek yang jago masak."
"lha wong bapakmu itu jarang makan di luar,kalo keluar kota,pasti pengen cepet-cepet pulang,kangen masakan ibu"kata ibu
dia adalah sahabatku,tempat mencurahkan isi hatiku.aku emang lebih suka cerita kepadanya daripada dg orang lain.sebab di ga bakal ngasih saran yg akan merugikan aku dan tentunya dia ga bakal ngebocorin rahasiaku sama siapapun,kecuali sama bapakku mungkin.
dia adalah sosok yang berkata "tiap inci tubuhmu adalah keindahan.laksana kertas putih dan bersih tanpa coretan,tangan laki-laki adalah lumpur yang kotor.jangan biarin tangan itu nyentuh kamu kecuali dia udah mensucikannya dengan mahar dan ijab kabul."
dia adalah sosok yang berkata"kamu dalah ratu yang lengkap dengan mahkota bertaburkan intan dan berlian.cowok adalah penyamun yg punya segala macam cara buat menggait mahkota itu darimu"
lingdungilah dengan rasa malu dan takut terhadap-Nya."
dia adalah sosk yang berkata"seberapapun hebatnya kamu,kelak laki-laki adalah pemimpin dalam rumah tangga.sekolah yang tinggi mungkin tapi kamu adalah cewek yang kelak menjadi ibu,ngurus anak,membuatkan makanan buat suami mu kelak"boleh jadi penghasilanmu lebih besar darinya,tapi dalam rumah tangga adalah satu kesatuan.hargai dan hormatin dia."
aku ga perlu jauh-jauh nyari contoh untuk ditiru.perlakuan ibu ke bapak adalah film yang tiap hari aku lihat.gimana dia merendahkan suaranya saat berbicra kepada bapak.sekalipun ia terbakar emosi.bagaimana dia membuka usaha kecil-kecilan demi menopang bahtera yg terombang-ambing oleh badai dan ombak kesulitan ekonomi.gimana dia ngatur pengeluaran keluarga di saat-saat terimpit oleh minipisnya lumbung padi di rumah kami.
caranya mencintai bapak,aku,dan keluarga kecil ini,ibu ga pernah ngajarin aku buat benci sama kakek,nenek,dan keluarga lainnya,sekalipun dulu perlakuan mereka kadang ngelebihin batas dan nyakitin ibu.dia bilang"ketika satu generasi ngasih contoh maka generasi berikutnya akan belajar"
aku pernah berontak,saat aku jatuh cinta sama cowok,cinta..,tunggu dulu,ini bukan cinta tapi nafsu,iya...,nafsu yang udah ngancurin akal sehatku.ibu ngelarang,lebih tepatnya belum ngizinin aku buat dekat sama cowok.tapi rasa simpati,suka,sayang,atau cinta,terus-menerus meracuni pikiranku,seolah dia adalah satu-satunya cowok yang ada di dunia ini.seolah sumber kebahagiaanku hanya dia.aku pergi meninggalkan rumah,ga peduli dg apa yang akan terjadi,aku tau ibu sedih tapi dia ga nunjukkin kesedihannya di hadapan aku.ibu slalu nanyain kabar aku lewat sms"apa kabar,nak?" atau "jangan lupa makan,nanti maag kamu kambuh."setelah beberapa hari pelarianku,aku sadar
"sejauh apapun kamu melangkah,rumah ini adalah tempatmu untuk kembali",jawabnya.seketika air mata aku menetes,pelupuk mata memerah,air ngalir di pipi.aku balik kerumah dan ibu menyambut dengan pelukan.dia bilang"kalo dia cowok baik,di ga bakal buat kamu pergi dari rumah terlebih lagi ngelawan orang yg udah numpahin darah buat kamu.kalo dia sungguh-sungguh ,di bakal datang buat nemuin bapak kamu dan ngikat kamu"
saat-saat yang mengharuskan aku buat ninggalin rumah.mau ga mau pasti bakal terjadi,cepat atau lambat.ikut kepada laki-laki yang menikahiku,itulah sebabnya ibu ga nangis saat aku berontak dan pergi dari rumah.dia tahu suatu saat aku akan pergi dengan cara yang lain.
Anggia termangu ngedengrin cerita Siti,Siti liat matanya berkaca-kaca,mata siti juga tapi segera dia usap dengan punggung tangannya.Anggia ngasih tisu,lalu mereka saling menatap kemudian saling memeluk.
"iri sama ibu kamu,ajak aku bertemu dia dong!"
"bener pengen ketemu?" jawab Siti
"masa bohong,seriuslah," kata Anggia
"minggu depan kan long weekend,kita ke kampungku"
waktu dengan cepat berlalu,siti sama anggia kini udah berada di dalam bus menuju kampung siti di kebumen-Jawa tengah yang letaknya bertetangga dengan kota gue-Purworejo.sepanjang perjalanan,Anggia cerita banyak tentang hubungannya dengan wahyu.siti milih lebih ngedengerin dibanding bercerita kepadanya.sampai akhirnya Anggia nanya ke Siti,
"wah pasti ibu kamu kangen banget sama kamu.secara sudah..."
"tiga tahun...",sela ku
"iya..,udah 3 tahun ga ketemu,kamu ga kangen?
"banget..kangen banget.."jawab siti sambil tersenyum.
"sebentar lagi ketemu kok,ga sabar nih aku pengen njajal masakan ibu kamu..."Anggia girang.
lagi-lagi Siti cuma tersenyum dan kali ini siti milih buat ga ngasih komentar.
"kamu ada foto ibu kamu?"
siti ga jawab pertanyaan dian,siti cuma ngeluarin binder dari dalem tasnya.disampulnya ada foto ibunya.foto itu dia bawa selama 3 tahun yang lalu.selalu dia bawa ke mana pun dia pergi.dia pandangi fotonya saat rasa rindu dateng menerjang dada.
"cantik ya," kata anggia.
lagi dan lagi siti cuma tersenyum.lalu,segera memasukkan bindernya ke dalam tas.segera buka kaca jendela bus,dia tarik nafas panjang,menghembuskan dengan perlahan kemudian melepaskan pandangan jauh keluar.hamparan sawah menyerupai permadani hijau sungguh menyejukkan mata.udara yang sejuk alami kerasa beda ketika merasuki rongga dada.
setelah sampe di terminal kebumen,sembari menunggu anggia yg sedang ke toilet,siti langsung menghampiri tukang ojek dan ngasih tau tujuannya.begitu anggia datang,ojek langsung meluncur.cuma butuh waktu beberapa menit untuk sampe tujuan.
"ga salah tempat nih,rrumah kamu di sini?" kata anggia sambil menatapku heran.
"ga,bener kok."jawab siti tersenyum
"tapi,ini kompleks...depokrejo"
"bener anggia,rumah ibuku disini.."
segera mereka masuk ke kompleks itu.anggia masih menatap siti dengan penuh curiga dan bingung.akhirnya siti sampai lebih dulu,Anggia tertinggal beberapa langkah di belakang.siti berdiri tepat di samping rumah ibunya.sebuah tempat dengan ukuran 2 m x 1 m,didominasi dengan tegel berwarna putih dengan pusara di atasnya.kemudian siti duduk,lalu dia lambaikan tangannya ke arah anggia.langkah anggia begitu berat sebelum sampe di samping siti.siti melihat mata anggia berkaca-kaca ,menatap siti dg penuh simpati.
"ibu,maaf...,aku baru sempat datang.tapi ibu tau kan kalo aku kangen banget sama ibu?"kata siti sambil megang dan memandang batu nisannya.
kelopak mata siti ga mampu lagi nahan sesaknya rindu,tangis memecah kesunyian kompleks pemakaman depokrejo-membelah birunya langit sore itu.
"ibu,ini temen ku anggia.katanya dia pengen ketemu sama ibu,dia pengen banget mencicipi masakan ibu,"kata siti sambil menuntun tangan anggia memegang batu nisan bertuliskan "USWATUN binti SUMARGI.Lahir 12-06-1970.Wafat 09-07-2009"
Tangis Anggia pecah,semakin menambah kepiluan hati.dalam isaknya siti dengar anggia berkata "Ampuni aku,Ibu...."keluar dari bibirnya,kemudian mereka saling memeluk,saling menguatkan,dan mengakhiri kunjungan ke rumah ibu siti dengan doa yang tulus.